MusliModerat: Persahabatan Tiga Kiai Sepuh Kediri yang Berbeda dalam Hal Rokok

MusliModerat
Berita Berimbang Untuk Muslim Nusantara 
thumbnail Persahabatan Tiga Kiai Sepuh Kediri yang Berbeda dalam Hal Rokok
Jan 6th 2018, 06:48, by noreply@blogger.com (Blitarpos Agency)

MusliModerat.net - Tak lama setelah NU resmi lahir th 1926, tak mau ketinggalan, Kota Kediri pun segera membentuk kepengurusan NU di tingkat cabang, dan secara aklamasi, KH Ma'ruf Kedonglo (yg dikenal sebagai waliyulloh Kediri) terpilih sebagai sebagai Rois Syuriah, sedangkan KH Abdul Karim Lirboyo menjadi Ketua Tanfidziyah dan KH Abu Bakar Bandar Kidul sebagai Katib Syuriah NU Kota Kediri (waktu itu, kota & kabupaten menjadi satu).

Usia beliau-beliau waktu itu sudah diatas 70 tahunan. Unik juga kalau kita membayangkan ulama-ulama sepuh sekaliber beliau menjadi pengurus harian cabang NU. Tetapi itu juga cukup menggambarkan betapa luarbiasanya NU di awal-awal kelahiranya. Benar- benar sebuah kebangkitan para Ulama.

Ketiga Kyai Nusantara ini kemana-mana selalu runtang runtung bersama-sama, tetapi dalam urusan rokok, mereka sangat berbeda. Kyai Ma'ruf dikenal sebagai perokok berat, Kyai Abdul Karim tidak merokok sama sekali, sedang Kyai Abu Bakar sesekali terlihat merokok juga.

Suatu saat, melihat Kyai Ma'ruf merokok tanpa henti, Kyai Abdul Karim mencoba menggoda: " Kang, iku pawonan opa lambe tho? (Mas, itu tungku api apa mulut?). Kyai Ma'ruf segera menyahuti candaan teman karibnya ini: " Yo iki kang, bedane antarane wedus (dalam riwayat lain "sapi") lan menungso, lek menungso yo ngrokok" (Ya ini mas bedanya antara kambing (sapi) dengan manusia, kalau manusia ya merokok). Sementar Kyai Abu Bakar hanya diam saja melihat kedua sahabatnya ini bercanda, sambil meneruskan bacaan sholawat yg menjadi kebiasannya.

Di lain kesempatan, Kyai Abdul Karim pernah bercanda : " Wong nok kadung nyekik udud, sok nek nang kuburan ora nemu udud, bakale ngemut dzakare dewe " ( Orang yang sudah kecanduan rokok, saat dikuburan nanti tidak menemukan rokok yang bisa dihisap, maka dia akan menghisap kemaluannya sendiri).

Namun unik juga, kedua menantu KH Abdul Karim, yaitu KH Marzuki Dahlan dan KH Mahrus Ali justru mengikuti jejak KH Ma'ruf Donglo menjadi NU GR (Garis Rokok).

Kendati beliau-beliau berbeda dalam urusan rokok, tetapi mereka sepakat dalam hal minum kopi. Beda pendapat antara kyai sepuh itu lumrah dan wajar, tapi meski begitu, para ulama dan kyai tidak melebih-lebihkan perbedaan sebagai permusuhan, melainkan menjadikan perbedaan sebagai rahmat dan kasih sayang. (NU Online)

Lahumul Fatihah...

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our polices, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

0 Response to "MusliModerat: Persahabatan Tiga Kiai Sepuh Kediri yang Berbeda dalam Hal Rokok"