Karomah Mbah Ma’shoem Lasem, Dari Kurungan Ayam Hingga Bertamunya Walisongo
—
Minggu, 01 Oktober 2017
—
Add Comment
—
Kajian Islam
MusliModerat.net - Kyai Kholil (Bangkalan, Madura) mengatakan kepada santrinya: "Tolong buatkan aku
kurungan Ayam Jago, sebab besok akan ada Jagoan dari tanah Jawa yang
datang ke sini." Kemudian esoknya, datanglah seorang pemuda bernama
Muhammadun (nama almarhum Mbah Ma'shoem di kala muda) dari tanah Jawa.
Oleh
Kyai Kholil, pemuda itu diminta masuk ke dalam kurungan Ayam Jago
tersebut. Dengan penuh pasrah dan ketundukan terhadap gurunya, pemuda
itu pun masuk dan duduk berjongkok ke dalam kurungan Ayam Jago tadi.
Kyai Kholil kemudian berkata kepada segenap santri beliau: "Inilah yang
kumaksudkan sebagai Ayam Jago dari tanah Jawa, yang ktelak akan menjadi
Jagoan Tanah Jawa."
Itulah secuil kisah
nyata yang penulis kutip dari sinopsis buku Manaqib Mbah Ma'shoem Lasem.
Mbah Ma'shoem diperkirakan lahir pada tahun 1868. Beliau adalah anak
bungsu pasangan Ahmad dan Qosimah. Oleh orangtuanya ia kemudian
diserahkan kepada Kiai Nawawi, Jepara, untuk mempelajari ilmu agama,
karena sejak kecil dia telah ditinggal wafat oleh ibunya. Dari Kiai
Nawawi dia mendapat pelajaran dasar ilmu alat (nahwu) yang diambil dari
kitab Jurumiyyah dan Imrithi.
Suatu saat,
di Semarang, dia tertidur dan bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Ketika
di Bojonegoro, dia tidak hanya bermimpi, melainkan, antara tertidur dan
terjaga, dia bertemu dengan Nabi, yang memberikan ungkapan La khayra
ilia fi nasyr al-ilmi, yang artinya "Tidak ada kebaikan (yang lebih
utama) daripada menyebarkan ilmu".
Bahkan,
ketika berada di rumahnya sendiri, dia bermimpi kembali. Dalam
mimpinya, ia bersalaman dengan Nabi Muhammad SAW, yang berpesan:
"Mengajarlah, segala kebutuhanmu insyaAllah akan dipenuhi semuanya oleh
Allah." Di kemudian hari, Mbah Ma'shoem menjadi ulama besar yang dikenal
memiliki banyak karamah. Ini salah satu kisah karomahnya:
Suatu
hari, datang sembilan orang tamu ke Lasem. Mereka ingin berjumpa dengan
Mbah Ma'shum.Namun, karena tuan rumah sedang tidur, Ahmad, seorang
santrinya, menawarkan apa perlu Mbah Ma'shum dibangunkan. Ternyata
mereka menolak.Lalu mereka semua, yang tadinya sudah duduk melingkar di
ruang tamu, berdiri sambil membaca shalawat, kemudian berpamitan.
"Apa perlu Mbah Ma'shoem dibangunkan?," tanya Ahmad sekali lagi.
"Tidak usah," ujar mereka serempak lalu pergi.
Rupanya
saat itu Mbah Ma'shoem mendusin dan bertanya kepada Ahmad perihal apa
yang baru saja terjadi.Setelah mendapat penjelasan, Mbah Ma'shoem lekas
meminta kepada Ahmad agar mengejar tamu-tamunya. Tapi apa daya, mereka
sudah menghilang, padahal mereka diperkirakan baru sekitar 50 meter dari
rumah Mbah Ma'shoem.
Ketika Ahmad akan
melaporkan hal tersebut, Mbah Ma'shoem, yang sudah bangun tapi masih
dalam posisi tiduran, mengatakan bahwa tamu-tamunya itu adalah Walisanga
dan yang berbicara tadi adalah Sunan Ampel. Setelah mengucapkan kalimat
tersebut, Mbah Ma'shum tertidur pulas lagi.
Subhanallah…
Inilah bagian dari kisah karomah betapa kyai Ma'shoem memiliki
ketinggian kedudukan spiritualnya. Selain ini, masih terdapat banyak
karomah yang terjadi dalam hidup beliau. Akhirnya, pembaca Media Ikhram,
semoga dengan kisah ini dapat bermanfaat dan mengambil pelajaran dari
karomah almarhum Kyai Ma'shoem. Wallahu a'lam bisshawab…
Sumber: Sayyid Chaidar, Manaqib Mbah Ma'shoem Lasem, (Yogyakarta: Menara Kudus, 1013) dan Majalah Al-Kisah No.26/Tahun VI
|
0 Response to "Karomah Mbah Ma’shoem Lasem, Dari Kurungan Ayam Hingga Bertamunya Walisongo"