Gus Dur: Hingga 2030, Indonesia akan Mengalami Gonjang Ganjing
—
Sabtu, 30 September 2017
—
Add Comment
—
Berita
Tulisan KH Maman Imanul Haq Tentang Gus Dur
MusliModerat.net - Delapan tahun saya dekat dengan Gus Dur. Saya punya rekaman 95 menit dengan Gus Dur, dan itu tidak dimiliki oleh yang lain. Saat itu tiba-tiba Gus Dur minta dibawakan tim media saya. Gus Dur hanya memakai celana pendek sambil tiduran di ruang tamu minta direkam. "Pak sudah siap," kata saya.
"Ya sudah," jawab Gus Dur.
"Mohon Bapak pakai sarung," protesku karena tak pantaslah Gus Dur sebagai narasumber hanya memakai celana pendek.
Kata Gus Dur, "Lhoh, kan sumber utamanya Anda. Anda yang harus rapih. Saya hanya mendampingi."
Akhirnya
saya minta Mas Munif, menantunya Mbah Abdul Jalil Mustaqim, untuk
mengambilkan sarung. Lalu sarung itu diberikan ke Gus Dur dan hanya
ditutupkan di atas celana. 90 menit tiba-tiba Gus Dur cerita soal kuliah
dan belajar beliau.
Gus
Dur itu sosok pendendam yang baik. Dulu pernah saya di pesawat bersama
Gus Dur, saya ijin, "Mohon maaf, Nurcholis Majid mau ke rumah saya di
Jatiwangi."
"Iya, dia mau jadi presiden. Tapi nggak mungkin," jawab Gus Dur.
"Tapi
Cak Nur bilang Pak," kata saya. "Apa sih yang salah dengan saya? Gus
Dur itu baca satu ayat dua ayat, tapi terkenal dan diaku jadi wali. Tapi
saya padahal sudah menyebutkan ayat, surat, tafsir dan referensinya
masih saja disalahpahami." Kata Cak Nur yang saya tirukan.
Gus
Dur hanya diam, sama sekali tidak bertanya kepada saya. Hingga kemudian
saat Gus Dur bertemu saya di kediaman Tuan Guru Turmudzi Lombok NTB,
beliau tiba-tiba ceramah dengan membaca 10 ayat yang panjang-panjang
sekaligus menyebutkan ayat serta suratnya. Juga tiba-tiba Gus Dur
membaca qasidah-qasidah dan puisi-puisi lama (berbahasa Arab) yang
sangat panjang, beserta keterangannya lengkap. Waktu itu saya tidak tahu
ada apa dengan Gus Dur yang tiba-tiba seperti itu.
Pas waktu pulang, saat di pesawat Gus Dur tiba-tiba memegang tangan saya dan berkata, "Anda dengerin ceramah saya di Lombok?"
"Dengar Pak!" jawabku.
"Catat, saya lebih hebat dari Cak Nur!"
Waktu
itulah saya baru sadar saat di pesawat sebelumnya beliau hanya diam
ternyata karena tidak terima dengan perkataan Nurcholis Majid yang saya
sampaikan ke beliau. Gus Dur benar-benar sosok pendendam yang baik.
Saya
belajar dari Gus Dur juga bahwa jadi manusia itu sangat berat. Saya
teringat dan waktu itu saya baru sadar, ternyata shalatnya Gus Dur itu
setelah wudhu kemudian duduk menghadap kiblat. Beliau juga mendawamkan
wirid Ratibul Haddad menjelang akhir hayatnya.
Saya
juga teringat saat Gus Dur dicium tangannya oleh Habib Mundzir bin Fuad
al-Musawa. Waktu itu saya dan Gus Dur sedang di bandara. Tiba-tiba
Habib Mundzir al-Musawa yang hendak dakwah ke Papua menghampiri dan
menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur. Lalu saya
tanya, "Ada apa Bib?"
"Kalau wali ya Gus Dur, Kang Maman." Jawab Habib Mundzir.
Tiba-tiba Gus Dur bertanya kepada saya, "Itu siapa?"
"Habib Mundzir, Pak," jawab saya.
"Kalau ingin tahu wali yang muda ya Habib Mundzir. Tapi usianya tidak panjang," kata Gus Dur kemudian.
Gus Dur sudah menyebut Habib Mundzir al-Musawa akan meninggal dunia dalam usia yang sangat muda.
Gus
Dur terkadang kalau marah itu menarik. Tiba-tiba saya disuruh bacain
surat kabar, ada beberapa kiai yang menolak Gus Dur. Kemudian Gus Dur
berkata, "Apa salah saya yah Kang Maman? Padahal saya tidak pernah
berbuat salah kepada kiai-kiai itu."
Dalam
masalah uang, saya pernah ceramah bareng Gus Dur. Waktu itu Gus Dur
dapat amplop 50 juta, saya 5 juta. Ternyata punya saya yang 5 juta itu
pun diminta Gus Dur,"Sini yang 5 juta Kang Maman!"
Lalu
tiba-tiba oleh Gus Dur uang itu dibagi-bagi ke dalam beberapa bagian,
dan dimasukkan ke dalam amplop. Gus Dur kemudian meminta saya untuk
menuliskan satu persatu nama-nama kiai di amplop itu sesuai yang
diucapkan Gus Dur; kiai anu dari Kalimantan, kiai anu dari Sulawesi,
kiai anu dari perbatasan Sulawesi, dst.
Jadi
Gus Dur tidak pernah punya dompet dan uang pun kadang-kadang selalu
habis untuk dibagi-bagikan. Makanya sampai sekarang makam yang paling
ramai dikunjungi orang Indonesia adalah makamnya Gus Dur. Gus Dur itu
manusia, yang mampu memanusiakan manusia.
"Kenapa sewaktu Muktamar di Solo saya diusir pakai anjing?" Gerutu Gus Dur tidak terima.
Tapi saat turun ke bawah di Bandara Adi Sucipto, ada wartawan yang bertanya, "Gus, itu ada beberapa kiai yang menolak Anda."
Cara
bertahan Gus Dur menarik. Gus Dur tiba-tiba tersenyum dan menjawab, "Ah
kata siapa? itu yang bilang paling tukang becak pakai sorban."
Gus
Dur mengijazahkan kepada saya di detik-detik terakhirnya, tanggal 7
Desember 2009, Ayat Kursi. Di kalimat "Wala Ya-uduhu dst..." dibaca 7
kali. Saya tanya, "Untuk apa Pak?"
"Untuk penjagaan saja. Indonesia akan mengalami masa-masa sulit, gonjang-ganjing, sampai tahun 2030-an." Jawab Gus Dur.
*Disampaikan
oleh KH. Maman Imanul Haq, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi
Majalengka dan Ketua Umum LDNU Pusat dalam Pengajian Akbar dan Khataman
Al-Quran Reuni IKABU (Ikatan Alumni Bahrul Ulum Tambakberas
se-Jabodetabek).
|
0 Response to "Gus Dur: Hingga 2030, Indonesia akan Mengalami Gonjang Ganjing"